WELCOME TO MOH. ZAINI, S.PD., M.PD.: BERKARYA, BERBUDAYA, DAN BERJAYA

Minggu, 17 Juli 2016

Pendidikan & Pengajaran




“FENOMENA PERILAKU GURU AMORAL”
Sebuah Ikhtiar Menuju Pendidikan Berkeadaban



 Oleh, Moh. Zaini., M.Pd


Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (Qs. ash- Shaff [61], 2-3)

 Tugas seorang guru, tentu bukanlah tugas yang mudah, dan main-main. Peran dan tanggungjawabnya tidak hanya dipertanggungjawabkan secara personal, lebih secara komunal. Dalam arti, bahwa seorang guru harus mempertanggungjawabkan segala bentuk sikapnya kepada peserta didik, orangtua wali, publik, pemerintah, bahkan kelak dihadapan Allah juga dipertanyakan. Pemahaman masyarakat Indonesia lebih populer menyatakan, bahwa Guru adalah digugu dan ditiru. Dari pemahaman inilah yang mengharuskan lahirnya konsep guru yang rigid dan paripurna sebagai gambaran atau model seorang guru yang sebenarnya. Guru adalah soso’ manusia model, -yang secara langsung atau tidak langsung segala sikapnya diteladani oleh peserta didiknya.
Dalam kontek pendidikan Islam pendidik atau guru disebut dengan Murobbi, Mu’allim dan Muaddib. Istilah “Murobbi”, sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua dalam membesarkan anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelanyanan secara penuh agar anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan berkepribadian serta akhlak yang terpuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar